Ada sebuah buku yang didalamnya menyampaikan pendapat yang unik sekaligus menggelitik tentang fakta kecenderungan pendidikan di negara kita.
Di Negara kita anak-anak diklasifikasikan secara garis besar menjadi 3 golongan utama yaitu:
1. Golongan pertama : Anak-anak dengan kemampuan dan kecerdasan akademik yang tinggi
2. Golongan kedua : Anak-anak yang dengan kemampuan dan kecerdasan menengah atau rata-rata
3. Golongan ketiga : Anak-anak yang dianggap mempunya kecerdasan di bawah rata-rata.
2. Golongan kedua : Anak-anak yang dengan kemampuan dan kecerdasan menengah atau rata-rata
3. Golongan ketiga : Anak-anak yang dianggap mempunya kecerdasan di bawah rata-rata.
Semasa anak-anak lulus SMA maka bukan hal yang rahasia jika guru guru di sekolah akan mengarahkan dengan peta sebagai berikut:
Golongan pertama akan diarahkan untuk memilih jurusan : Teknik, Kedokteran, Arsitek dan sebagainya
Golongan kedua akan diarahkan memilih jurusan : Ekonomi, Manajenen, Bisnis, dan sebagainya
Golongan ketiga akan diarahkan memilih jurusan : Pendidikan dan Agama
Baiklah, sekarang kita lihat objek pekerjaan mereka setelah lulus dari masing-masing bidang.
1. Teknik, dkk merupakan keilmuan yang sudah ada pola dan rumus yang pasti. Sudah ada manual book secara umum dan objek kajiannya adalah sesuatu yang statis menurut saya. Artinya, asal kita mau belajar dengan tekun dan sungguh-sungguh saya pikir akan bisa menguasai bidang tersebut.
Saya ambil contoh ada beberapa orang yang sangat mahir di bidang informatika dan cyber security bahkan reputasinya dikenal ditingkat dunia, tapi beliau hanya lulusan SMP dan sempat menjadi penjaga warnet. Ada kakak-beradik yang menguasai desain 3D sehingga dikenal dunia dengan karya-karya 3 Dimensinya, dan sekali lagi mereka juga bukan lulusan kuliah (kalau saya tidak salah). Ada desainer-desainer dan pengusaha-pengusaha di bidang teknik yang justru latar belakang pendidikan mereka tidak tinggi.
1. Teknik, dkk merupakan keilmuan yang sudah ada pola dan rumus yang pasti. Sudah ada manual book secara umum dan objek kajiannya adalah sesuatu yang statis menurut saya. Artinya, asal kita mau belajar dengan tekun dan sungguh-sungguh saya pikir akan bisa menguasai bidang tersebut.
Saya ambil contoh ada beberapa orang yang sangat mahir di bidang informatika dan cyber security bahkan reputasinya dikenal ditingkat dunia, tapi beliau hanya lulusan SMP dan sempat menjadi penjaga warnet. Ada kakak-beradik yang menguasai desain 3D sehingga dikenal dunia dengan karya-karya 3 Dimensinya, dan sekali lagi mereka juga bukan lulusan kuliah (kalau saya tidak salah). Ada desainer-desainer dan pengusaha-pengusaha di bidang teknik yang justru latar belakang pendidikan mereka tidak tinggi.
2. Ekonomi dkk merupakan keilmuan yang kajian dan objeknya sangat dinamis. Berubah-ubah dari waktu ke waktu. Tidak statis dan sangat fluktuatif. Semestinya bidang ini diisi oleh orang-orang dengan kemampuan analisis tinggi yang mampu membuat prediksi tentang suatu kondisi di masa depan.
3. Pendidikan dan Agama. Nah ini dia .... Bidang ini justru dianggap bidang yang rendah, sehingga rekomendasi yang diberikan hanya untuk anak-anak dengan kemampuan yang dianggap rendah. Padahal bidang kajian dan garapannya adalah MANUSIA, yang sangat dinamis dan sangat rumit (kompleks). Padahal kalau kita telisik lebih jauh, justru bidang ini adalah kunci kemajuan suatu negara dan bangsa. Tanpa guru dan agama yang hebat bangsa ini tidak akan menjadi apa-apa. Tanpa guru yang mumpuni, negara ini tidak akan menghasilkan generasi yang hebat dan tangguh. Pun juga demikian, tanpa agama yang baik maka generasi-generasi yang muncul hanya menjadi generasi perusak dan menjadi beban peradaban.
Apa tidak semestinya di balik ya. Orang-orang dengan kemampuan terbaik semestinya mengisi pos dan bidang ini, agak dimasa depan tercetak manusia-manusia dengan peradaban tinggi dan akhlak yang mulia.
1 Komentar
mantap pak :D
BalasHapus